Belajar Disiplin Sebagai Makna Puasa Ramadhan Tahun ini
Makna Puasa Ramadhan 2022 (indahladya.com) |
Bulan Ramadhan tentunya menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Islam di seluruh belahan dunia. Lantas, apa makna puasa Ramadhan bagimu tahun ini?
Makna Puasa Ramadhan Tahun ini
Bulan Ramadhan akhirnya
datang juga. Setelah setahun berpisah dari bulan Ramadhan tahun lalu, kini
saatnya kita menyambut kembali bulan penuh berkah ini.
Bukan Sekedar Menahan Haus dan Lapar
Tidak hanya menahan haus
dan lapar, makna puasa Ramadhan sebenarnya jauh lebih daripada itu. Berpuasa
selama 1 bulan penuh tentunya akan memberikan banyak dampak baik bagi diri
kita, baik secara langsung maupun tidak langsung, salah satunya yaitu melatih
kedisiplinan.
Belajar Disiplin dengan Berpuasa di Bulan Ramadhan
Disiplin Puasa Ramadhan (indahladya.com) |
Kedisiplinan mungkin sudah
menjadi suatu hal yang berulang kali aku ceritakan di berbagai tulisanku di
blog ini. Dan hingga saat ini pun aku tak pernah bosan untuk kembali
membahasnya.
Seperti yang sempat aku
singgung di tulisanku sebelumnya, kedisiplinan adalah suatu hal yang membuatku
bisa bertahan menjadi seorang blogger saat ini. Di tengah semua kesibukan yang
ada, manajemen waktu benar-benar dibutuhkan. Apalagi aku adalah seseorang yang
well-planed, jadi nggak bisa serba dadakan.
Dalam hal ini, bulan
Ramadhan adalah waktu yang sangat pas untuk mengasah kembali kedisiplinan itu.
Jika sebelumnya aku sudah mulai disibukkan dengan berbagai tanggung jawab
akademis, maka seiring dengan selesainya masa studiku saat ini, aku sudah bisa
fokus kembali melatih skill menulisku.
“Jadi belajar disiplinnya darimana nih?”
Nah, di sini makna puasa
Ramadhan yang paling berasa untukku. Bangun lebih awal mungkin akan terasa
lebih berat jika kita tidak memiliki kewajiban khusus untuk bangun itu sendiri.
Mungkin awal-awal jadi penulis dulu masih semangat banget nih, aku bisa bangun
tengah malam hanya untuk menyelesaikan satu ide yang mendadak lewat di
pikiranku saat itu.
Sayangnya, seiring
berjalannya waktu, ternyata rasa lelah seusai menyelesaikan tanggung jawab
akademisku terkadang membuat diriku menolak untuk memiliki kebiasaan yang sama
tersebut. Meskipun nggak bisa disalahkan sepenuhnya sih, karena tubuh pun butuh
istirahat, dan kita adalah orang yang paling tahu dengan alarm tubuh kita
masing-masing.
Beruntungnya aku,
bertepatan dengan bulan puasa Ramadhan tahun ini, aku sudah bisa menyelesaikan
masa studiku. Alhasil, ketika harus bangun tengah malam karena mempersiapkan
sahur, aku juga bisa sedikit demi sedikit me-release ide-ide kecilku dalam
sebuah notes di smartphone milikku.
“Kenapa pilih smartphone untuk menulis?”
Seperti yang kita tahu, untuk
menjadi disiplin, kita harus mempermudah akses kita menuju suatu hal yang menjadi
main goal dari kedisiplinan itu sendiri. Karena main goal-ku adalah untuk
melatih kedisiplinan dalam menulis, maka aku mempermudahnya dengan cara
menuliskan ide-ide menulisku dalam sebuah smartphone.
Melatih Disiplin Menulis (indahladya.com) |
Mengingat laptopku masih
sebuah laptop jadul yang membutuhkan waktu lumayan lama hanya untuk sekedar
menuliskan sedikit ide dadakan, khawatir bahwa hal tersebut justru membuatku
jenuh bahkan sebelum sempat memulainya.
“Kalau mengembangkan ide menulisnya di smartphone juga?”
Berbeda dengan ketika
menuliskan ide dadakan di smartphone, untuk mengembangkan ide-ide tersebut
menjadi sebuah tulisan utuh, aku biasanya membutuhkan sebuah laptop. Nah, setelah
selesai sahur dan sholat subuh, aku biasanya masih harus tidur sebentar untuk
menyelesaikan rasa kantuk yang tertinggal saat bangun tengah malam tersebut.
Aku tahu mungkin kebiasaan
tidur lagi setelah subuh ini tidak bisa dibilang sebagai hal yang baik, namun
jujur saja untuk langsung beraktivitas penuh setelah sahur, biasanya aku justru
kehilangan konsentrasi. Alhasil aku membutuhkan waktu tidur, setidaknya 1 jam
untuk kembali memulai aktivitas di pagi itu.
Dikarenakan bulan Ramadhan
tahun ini aku bisa terbilang free dari masa studiku, jadi pagi hari adalah
waktu yang paling pas untuk merealisasikan ide-ide yang sebelumnya sudah aku
catat di smartphone tersebut. Tidak harus dipaksakan seberapa banyaknya, yang
penting setidaknya hal ini bisa membuatku untuk disiplin menulis kembali.
Bulan Ramadhan tahun ini
benar-benar seperti me-recharge energiku yang selama ini terkuras untuk
tanggung jawab akademisku. Jika sebelumnya aku terbiasa tidur larut malam untuk
menghabiskan waktu di sana, maka bulan Ramadhan tahun ini melatihku untuk
disiplin tidur lebih awal agar bisa lebih fresh ketika bangun sahur di tengah
malam nantinya.
Meskipun sebenarnya
kedisiplinan sebagai makna puasa Ramadhan tahun ini bukan hanya untuk menulis
saja, namun hal yang paling kontras yang aku rasakan adalah demikian.
Kalau kamu gimana nih, sudah punya makna puasa Ramadhan tersendiri untuk tahun ini belum? Yuk, sharing di kolom komentar ya!