Orang Tua Rasa Sahabat
Orang Tua Rasa Sahabat (indahladya.com) |
Siapa sih di dunia ini yang tidak mau memiliki hubungan yang dekat dengan anaknya? Setiap orang tua pasti menginginkan anak mereka untuk bisa terbuka dan menceritakan banyak hal yang mereka alami, selayaknya seorang sahabat yang tengah menceritakan pengalaman hidupnya.
Namun, tidak banyak orang tua yang secara tidak sadar telah membentuk dinding pembatas yang begitu tinggi antara hubungan orang tua dan anak itu sendiri. Alhasil, sang anak biasanya jadi cenderung takut dan segan untuk menceritakan beberapa hal yang telah ia lalui di hari itu.
Hal-hal yang bisa menjadikan renggangnya hubungan orang tua dan anak bisa disebabkan oleh waktu yang diberikan pada anak terlalu sedikit sehingga anak merasa kekurangan quality time dengan orang tuanya sendiri, atau bisa disebabkan oleh orang tua yang terlalu cepat berapi-api sebagai akibat masalah kantor yang sering dibawa masuk ke dalam rumah mereka.
Beberapa faktor penyebab tersebut bisa menciptakan batasan antara anak dan orang tua sehingga anak menjadi cenderung lebih tertutup dengan orang tuanya sendiri. Nah, untuk menghindari hal tersebut, kamu bisa menerapkan beberapa tips di bawah ini untuk menciptakan environment yang baik antara orang tua dan anak. Yuk, simak ulasannya berikut ini!
Menjaga Komunikasi Dengan Baik
Menjaga Komunikasi Dengan Baik (indahladya.com) |
Komunikasi adalah kunci utama dari sebuah hubungan yang sehat. Entah dalam hubungan percintaan, pertemanan, dan bahkan dalam hubungan anak dan orang tua. Komunikasi yang baik akan menciptakan hubungan yang baik pula.
Dengan membiasakan untuk mengajak diskusi anak tentang berbagai macam hal, maka dapat menimbulkan rasa kepercayaan diri pada anak untuk mengungkapkan pendapat mereka di kemudian hari.
Kamu bisa mencoba mengajak anak untuk berdiskusi mengenai hal-hal sederhana, seperti ketika akan menentukan destinasi liburan kalian, outfit yang akan kalian pakai ketika akan hangout bersama, atau bahkan ketika memilih menu masakan di hari itu.
Hal-hal sederhana seperti ini tentunya akan membangun kedekatan antara orang tua dan anak sehingga nantinya anak tidak lagi merasa segan ketika akan bercerita mengenai masalah yang ia hadapi ke depannya.
Menjadi Pendengar yang Baik
Menjadi Pendengar yang Baik (indahladya.com) |
Masih berhubungan dengan poin sebelumnya. Untuk menjadi orang tua yang baik, kamu perlu menjadi pendengar yang baik pula bagi sang anak. Seorang anak yang merasa didengarkan dan diterima oleh orang tua mereka sendiri, maka mereka akan cenderung tidak mencari telinga di tempat lain.
Karena terkadang ketika seorang anak menceritakan masalah yang ia hadapi di hari itu, biasanya mereka hanya membutuhkan seseorang yang mau mendengarkan keluh kesahnya, tidak melulu menuntut solusi. Hal ini juga bisa menjadi pertimbangan para orang tua untuk tidak langsung menimpa mereka dengan beban nasehat ketika anak tengah menceritakan masalahnya.
Kamu bisa mencoba untuk memberikan pengertian pada anak bahwa kamu akan selalu ada, bahkan di titik terendah sang anak sekalipun. Dengan demikian, hal ini bisa membangun keterbukaan antara orang tua dan anak.
Tidak Segan Untuk Meminta Maaf
Tidak Segan Untuk Meminta Maaf (indahladya.com) |
Tidak sedikit orang tua yang secara tidak langsung memasang batasan tersendiri antara mereka dan anaknya. Perasaan untuk merasa lebih tinggi dan tidak terkalahkan dari sang anak hanya akan membuat anak takut dan segan untuk dekat dengan orang tua mereka.
Terlebih lagi beberapa orang tua yang sungkan untuk meminta maaf pada anak karena merasa hanya anak yang perlu meminta maaf pada orang tuanya. Padahal, apabila kamu mampu mencontohkan sikap rendah hati dan mau meminta maaf terlebih dahulu pada anak, maka kamu secara tidak langsung sudah membentuk mindset dalam diri anak untuk mau menurunkan ego mereka.
Hal yang perlu diingat di sini adalah anak mungkin bukan pendengar yang baik, karena terkadang beberapa perintah yang diutarakan oleh orang tua mereka cenderung tidak sepenuhnya mereka patuhi. Namun, anak adalah peniru yang ulung. Jadi, ketika kamu menginginkan anak yang mau menjadi seseorang yang pemaaf, maka kamu perlu mencontohkan hal tersebut terlebih dahulu.
Melibatkan Anak Dalam Melakukan Pekerjaan Rumah
Melibatkan Anak Dalam Pekerjaan Rumah (indahladya.com) |
Hal yang bisa kamu coba selanjutnya adalah dengan melibatkan anak ketika melakukan pekerjaan rumah. Selain mendidik anak menjadi seseorang yang lebih mandiri, hal ini juga bisa membangun kedekatan antara anak dan orang tua, karena akan ada lebih banyak waktu yang bisa kalian habiskan bersama ketika mengerjakan pekerjaan rumah tersebut.
Memberikan Apresiasi Pada Anak
Memberikan Apresiasi Pada Anak (indahladya.com) |
Sebagian anak merasa bahwa lingkungan keluarga mereka tidak mampu memenuhi kepuasan batin dalam diri mereka, terutama dalam hal apresiasi. Minimnya apresiasi yang diberikan oleh orang tua kepada anak akan membuat anak menjadi tidak percaya diri. Apalagi jika orang tua tersebut cenderung membandingkan pencapaian anak orang lain dibandingkan anak mereka sendiri.
Percayalah bahwa tidak ada seorang pun di dunia ini, termasuk kamu sendiri sebagai orang tua, yang mau dibandingkan dengan orang lain. Oleh karena itu, hindari untuk membanding-bandingkan pencapaian dan prestasi yang dimiliki oleh sang anak hanya karena hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan harapanmu.
Karena di balik hasil tersebut, sang anak tentunya sudah mengupayakan hal terbaik. Hanya saja, mungkin memang sang anak tidak begitu ahli dalam bidang tersebut. Memarahi dan membandingkannya dengan orang lain hanya akan membuat anak menjadi pesimis dan tidak mau berusaha lebih.
Oleh karena itu, biasakan untuk mengapresiasi setiap hasil dan karya yang dibuat oleh sang anak untuk membangun rasa optimis dalam dirinya. Dan hal yang perlu kamu ingat bahwa kamu memegang peranan sangat penting dalam membangun kepercayaan diri mereka sebagai anak.
Memberikan Ruang Privasi
Memberikan Ruang Privasi (indahladya.com) |
Sebagai orang tua yang baik, kamu perlu mencontohkan hal yang baik terlebih dahulu. Membuka pintu kamarnya tanpa izin tentunya sudah melanggar privasi dari anak itu sendiri. Usahakan untuk mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk ke kamar mereka. Hal ini akan membentuk mindset dalam diri anak agar menjadi lebih sopan dan hormat kepada banyak orang, termasuk dirimu sendiri sebagai orang tua.
Nah, jadi jangan marah-marah dulu ya kalau sang anak seperti tidak mau menghormati dan menghargaimu sebagai orang tua. Karena bisa jadi hal tersebut disebabkan karena kamu sendiri yang belum bisa menghargai privasi anakmu.
Mempertegas Bahwa Kamu Akan Mencintainya Dalam Segala Kondisi
Mencintai Dalam Segala Kondisi (indahladya.com) |
Banyak orang tua yang mengancam anaknya yang nakal dengan kalimat, “kalau kamu pinter, mama sayang kamu. Tapi kalau kamu nakal, mama gak sayang lagi”. Nah, siapa nih yang pernah mengucapkan kalimat di atas?
Sebaiknya kalimat tersebut jangan sampai kamu ulangi lagi ya! Hal ini hanya akan membentuk mindset bahwa orang tua mereka hanya mencintai dan menyayangi mereka dalam situasi dan kondisi tertentu saja.
Apabila sang anak sampai berpikiran demikian, maka mereka akan mencari kasih sayang tersebut dari lingkungan luar. Dan yang rugi tentunya kamu sebagai orang tua, karena apabila sang anak lebih percaya kepada orang lain dibanding dirimu sendiri maka tentunya akan menjadi lebih sulit agar mereka mau mendengar perkataanmu.
Katakanlah pada sang anak bahwa kamu bersedia untuk mencintai mereka dalam segala kondisi. Hal ini akan membentuk kenyamanan dan kepercayaan penuh oleh sang anak. Apabila anak menjadikanmu sebagai prioritas utama, maka tentunya akan meminimalisir mereka untuk mencari telinga dan kasih sayang dari lingkungan luar. Dan kamu menjadi tidak perlu khawatir apabila anak mendapatkan pengaruh dari luar karena mereka lebih mendengarkan ucapanmu dibandingkan ucapan orang lain yang mereka temui nantinya.
Nah, jadi gimana Moms? Sudah siap menjadi orang tua sekaligus sahabat bagi sang anak? Kalau kamu punya tips parenting lainnya, yuk sharing di kolom komentar!
IndahLadya
Baca Juga :
Mengapa Anak Menjadi Tidak Jujur?
Mendidik Anak Menjadi Bilingual
Cita-Cita Atau Sekedar Ambisi Orang Tua?