Puisi : Kemustahilan yang Tersuara
Kemustahilan yang Tersuara (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Rindu sedan yang diterpa angin
Detik demi detik yang tak kunjung berbalik
Menyisakan aku dan serpihan kenangan pelik
Di sini masih ada aku
Di sini masih ada kenangan
Di sini masih ada rindu
Meski bagai angka fana di sebuah arloji
Meski bagai api di tengah lautan pasang
Meski bagai mimpi pada secercah angan
Kilas balik dunia yang tak pernah ada habisnya
Tuan, mengapa kau kurung aku dengan beribu pengharapan ini
Mengapa kau kaitkan benang pada hati tak bersalah
Padahal aku benar benar bersuara
Mendekap kemustahilan di tengah hening
Baca Juga :
Puisi : Membisik Rasa
Puisi : Ternyata Sudah Tidak Sama
Puisi : Pemuda Masa Kini