Puisi : Empat Puluh Hari
Empat Puluh Hari (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Sungguh tidak adil
Berulang kali aku meneriakkan namamu
Berulang kali aku katakan, jangan pergi
Aku tidak bisa sendirian di sini
Sepuluh hari menangis pilu
Tak membuat tangan halusku kembali menghapus air mata ini
Di mana dirimu yang katanya tak mau tinggalkan aku?
Di mana dirimu yang katanya akan selalu bersama aku?
Dua puluh hari menangis pilu
Sungguh, aku masih tak percaya
Haruskah aku terus memintamu?
Haruskah aku terus berharap pada suatu ketidakmungkinan ini?
Tiga puluh hari menangis pilu
Kau masih antara ada dan tiada
Biarlah, tetaplah disitu
Aku tetap tak mau menelan kenyataan pahit ini
Kau tahu, kau meninggalkan aku
Bersama ego yang tak pernah bisa aku hadapi seorang diri
Empat puluh hari menangis pilu
Terima kasih sudah menemani hingga tiga puluh sembilan hari belakangan
Sekarang saatnya kau kembali
Semoga tenang di sana, kekasih
Is this serious? coz I'm Shocking to read the last part
BalasHapusIt was, pak. Sebenarnya sangat sudah lama ceritanya, baru kepikiran buat nulis tentang ini ajaa, hehe
HapusAstaga nyesek banget pas baca bagian akhirnya. Ternyata... ðŸ˜ðŸ˜
BalasHapusSaya pun yang nulisnya ikutan nyesek mbak :')
Hapus