Dagusibu Episode 2 : Cara Menggunakan Obat Dengan Benar
Cara Menggunakan Obat yang Benar (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Penggunaan obat dengan benar akan sangat penting dalam proses penyembuhan penyakit yang diderita oleh pasien. Sayangnya, masyarakat saat ini masih belum banyak yang teredukasi mengenai hal ini. Salah satu metode Dagusibu (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang) akan membantumu untuk dapat mengetahui cara menggunakan obat dengan benar.
Sebelum mengkonsumsi suatu obat, tentunya kita perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Adapun resep obat yang kita dapatkan setelah berkonsultasi dengan dokter ini dapat ditebus di apotek atau instalasi farmasi dari suatu rumah sakit. Penting bagi kita untuk menebus obat di tempat tersebut agar lebih terjamin dan tentunya agar dapat berkonsultasi langsung dengan apoteker mengenai aturan pakai dari obat tersebut.
Pada artikel Dagusibu episode kedua ini kita akan membahas mengenai cara menggunakan obat dengan benar. Hal ini dikarenakan penggunaan obat yang salah akan meningkatkan risiko efek samping dan interaksi obat yang berbahaya hingga dapat mengancam nyawa. Jadi, jangan sampai salah ya! Yuk, simak ulasannya berikut ini!
Berkonsultasi dengan Dokter dan Apoteker
Berkonsultasi dengan Dokter dan Apoteker (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Konsultasikan cara penggunaan obat dengan dokter dan apoteker yang bertanggung jawab. Hal ini dikarenakan setiap orang biasanya akan mendapatkan dosis dan aturan pakai sesuai dengan diagnosis yang pasien terima.
Perhatikan Jika Terdapat Antibiotik
Perhatikan Jika Terdapat Antibiotik (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Sebagian orang mungkin masih mengabaikan penggunaan dan aturan pakai dari antibiotik ini sendiri. Padahal, penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dosis dan lama terapi yang dianjurkan akan meningkatkan risiko resistensi.
Saat ini apoteker biasanya sudah memberikan tanda atau label khusus pada kemasan obat yang termasuk antibiotik agar obat tersebut dikonsumsi sampai habis sesuai aturan pakai dan lama terapi yang dianjurkan. Kamu tidak diperbolehkan untuk menyimpan sisa antibiotik untuk kemudian digunakan kembali jika mendapatkan penyakit yang sama. Hal ini dikarenakan antibiotik merupakan jenis resep obat yang tidak boleh diulang tanpa persetujuan dokter.
Mencatat Jadwal Mengonsumsi Obat
Mencatat Jadwal Mengonsumsi Obat (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Sebagian orang beranggapan bahwa aturan pakai dan dosis obat tidak sebegitu penting. Beberapa alasan yang biasa membuat mereka mengabaikan hal ini adalah karena banyaknya jenis obat yang didapatkan dengan berbagai aturan pakai sehingga sulit untuk diingat.
Ketika menebus obat di apotek atau instalasi farmasi rumah sakit, maka apoteker akan memberikan konseling terhadap aturan pakai dari obat yang didapatkan pasien tersebut. Nah, untuk meminimalisir kesalahan dalam mengkonsumsi obat, maka sebaiknya kamu mencatat informasi-informasi yang diberikan oleh apoteker tersebut. Seperti halnya waktu untuk meminum obat (sebelum atau sesudah makan), aturan pakai obat (berapa kali sehari), dan beberapa aturan penting lainnya seperti jika terdapat antibiotik (harus dikonsumsi sampai habis).
Mengonsumsi Obat Sesuai Cara yang Direkomendasikan
Mengonsumsi Obat Sesuai Cara yang Direkomendasikan (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Tips selanjutnya yang harus kamu terapkan adalah mengkonsumsi obat sesuai cara yang direkomendasikan oleh dokter dan apoteker. Obat yang telah diresepkan oleh dokter tersebut pastinya memiliki aturan penggunaannya tersendiri. Sebagaimana tablet, pil, dan kapsul yang harus ditelan bersama dengan air minum, ataupun sediaan obat suspensi yang memerlukan pengocokan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.
Sebagai pasien yang baik, maka kamu tidak boleh mengabaikan cara yang telah direkomendasikan tersebut. Hal ini dikarenakan setiap sediaan obat pasti memiliki mekanisme kerjanya masing-masing dan pasti selalu ada alasan atas aturan penggunaan obat tersebut.
Sebagai contohnya sediaan suspensi. Pada kemasan sediaan suspensi akan ada label “kocok terlebih dahulu”. Alasan dari aturan penggunaan ini dikarenakan suspensi memiliki zat aktif berupa partikel padat yang terdispersi. Apabila kamu tidak mengocok obat tersebut sebelum dikonsumsi maka dosis yang kamu minum tentunya akan lebih rendah dari yang seharusnya kamu dapatkan. Hal ini dikarenakan suspensi yang tidak dikocok akan membuat zat aktif yang mengendap pada bagian dasar botol tidak tersebar secara sempurna.
Memberi Jeda pada Obat yang Berinteraksi
Memberi Jeda Pada Obat yang Berinteraksi (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Beberapa obat bisa saja memiliki interaksi antara satu sama lain. Apabila interaksi ini masih termasuk jenis interaksi farmakokinetik pada fase absorbsi, maka biasanya resep obat ini tidak diubah, hanya saja ditambahkan informasi bahwa obat harus diberi jeda penggunaan setiap obatnya.
Contohnya, interaksi obat antara ciprofloxacin dengan antasida, di mana antasida dapat menghambat penyerapan ciprofloxacin. Solusi dari interaksi obat ini adalah jeda waktu perlu diberikan minimal selama 2 jam ketika mengkonsumsi kedua jenis obat ini. Jadi, kamu tidak diperkenankan untuk mengkonsumsi kedua jenis obat ini dalam satu waktu yang sama.
Perhatikan Makanan dan Minuman yang Dikonsumsi
Perhatikan Makanan dan Minuman yang Dikonsumsi (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Beberapa jenis obat dapat menimbulkan efek interaksi jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau minuman tertentu. Contoh interaksi obat yang sering kita dengar yaitu pengaruh susu ketika mengkonsumsi beberapa jenis antibiotik. Jenis interaksi yang ditimbulkan yaitu terbentuknya khelat sehingga antibiotik menjadi sulit untuk diabsorbsi.
Bagaimana mengenai penjelasan di atas? Informasi mengenai cara menggunakan obat dengan benar ini sangat penting untuk dipahami. Hal ini dikarenakan obat merupakan suatu hal yang tidak lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Jadi, gunakan obat dengan benar dan jangan lupa konsultasikan pada apoteker ya!
IndahLadya
Referensi :
Dr. Richard Liebowitz, 2010, Why Milk and Antibiotics Don't Mix, https://www.everydayhealth.com/specialists/healthy-living/why-milk-and-antibiotics-dont-mix/
David E Nix PharmD, etc. 1989, Effects of Aluminum and Magnesium Antacids and Ranitidine on The Absorption of Ciprofloxacin, Clinical Pharmacology and Therapeutics, 46, 700–705.
Baca Juga :
Dagusibu Episode 1 : Cara Mendapatkan Obat Dengan Benar
Dagusibu Episode 3 : Cara Menyimpan Obat Dengan Benar
Dagusibu Episode 4 : Cara Membuang Obat yang Kedaluwarsa