Kenapa Harus Hidup Minimalis?
Kenapa Harus Hidup Minimalis? (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Minimalisme adalah sebuah konsep tentang bagaimana agar kita mampu melihat value suatu barang sehingga kita bisa
memilah mana hal yang bermanfaat dan mana yang tidak untuk meningkatkan
kualitas hidup.
Gaya hidup minimalis ini kembali dipopulerkan oleh penulis dan komedian
Indonesia yang bernama Raditya Dika. Dimulai dari kebiasaan menjual barang yang
selama ini tidak terlalu terpakai untuk meminimalisir kuantitas dari beberapa
barang dengan fungsi yang sama, hingga memilah mana barang yang lebih
dibutuhkan ketika akan membeli sesuatu.
Namun, gaya hidup minimalis ini seringkali disalahartikan oleh sebagian
orang sebagai salah satu cara untuk berhenti mengalokasikan uang untuk
barang-barang dengan harga yang tinggi.
“Kok masih beli sepatu mahal? Katanya minimalis!”
Begitulah kurang lebih pandangan masyarakat mengenai beberapa orang yang
“katanya” menerapkan gaya hidup minimalis tapi masih terlihat menggunakan
beberapa barang mahal. Namun, apakah hal ini salah? Yuk, simak ulasannya
berikut ini!
Konsep Minimalis
Konsep Minimalis (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Gaya hidup minimalis merujuk kepada praktik dalam menyederhanakan kehidupan
seseorang. Sebenarnya tidak ada standar khusus yang menyatakan sudahkah kita
menjadi seseorang yang menerapkan gaya hidup minimalis ini.
Sayangnya, beberapa masyarakat justru mensalahartikan gaya hidup minimalis
ini seperti tidak boleh membeli barang mewah, tidak boleh berantakan, serta
semua harus serba rapi dan teratur.
Nyatanya, gaya hidup minimalis tidak selalu diukur dari ketiga poin tadi.
Menjadi minimalis berarti menjadi seseorang yang mengetahui mana barang yang
akan meningkatkan kualitas hidupnya dan mana barang yang sebenarnya hanya
sekedar ia inginkan, bukan ia butuhkan.
Minimalis dan Hemat
Minimalis dan Hemat (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Sebagaimana gaya hidup minimalis yang diidentikkan dengan hemat dan irit,
maka sebenarnya ada korelasinya gak sih di antara dua gaya hidup ini?
Jawabannya bisa iya dan bisa juga tidak. Karena beberapa orang mampu
menerapkan gaya hidup minimalis bersamaan dengan gaya hidup hemat. Namun,
menjadi minimalis dan menjadi hemat tentunya tetap memiliki beberapa perbedaan.
Sebagai contoh sederhananya, seseorang yang hemat bisa saja membeli barang
yang tidak terlalu ia butuhkan jika harganya sedang diskon atau sedang ada
potongan harga. Hal ini disebabkan oleh prioritas utama dari seseorang yang
hemat adalah harga dari barang tersebut. Jadi, orang yang hemat akan cenderung
membeli barang dengan harga yang lebih murah dan seringkali mendapati beberapa
barang yang ia beli ternyata tidak benar-benar ia butuhkan.
Berbeda dengan gaya hidup minimalis yang memiliki prioritas utama terhadap
kualitas dan value dari sebuah
barang. Seseorang dengan gaya hidup minimalis akan cenderung membeli barang
dengan harga yang mahal jika kualitas dan value
yang ia dapatkan sebanding dengan uang yang ia keluarkan.
Sebagai contoh sederhananya, seseorang dengan gaya hidup minimalis akan
membeli sepatu branded dengan harga
mahal asalkan ia tahu bahwa sepatu itu akan terus ia gunakan, bukan hanya
sekedar “penambah koleksi”. Seseorang dengan gaya hidup minimalis ini pun akan
tetap mau membeli barang dengan harga yang murah dan no brand asalkan kualitas yang ditawarkan tidak rendahan sehingga
barang tersebut tetap memiliki value.
Bisakah Saya Menjadi Minimalis
dan Hemat?
Bisakah Saya Menjadi Minimalis dan Hemat? (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Nah, dengan dua contoh sederhana tersebut, sudah jelas kan bagaimana
perbedaan antara hemat dan minimalis? Namun, minimalis dan hemat ini ternyata
tetap bisa loh hidup berdampingan.
Seseorang yang mampu menggabungkan konsep minimalis dan hemat akan
cenderung membeli barang yang bermanfaat dengan harga yang lebih ekonomis.
Namun, tetap saja terkadang hal ini sulit diterapkan karena beberapa opini
masyarakat yang seringkali menyebutkan bahwa “ada harga, ada kualitas”.
Menjadi Minimalis
Menjadi Minimalis |
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, menjadi minimalis berarti menjadi
seseorang yang memahami kualitas dan value
dari suatu barang. Beberapa tips di bawah ini bisa kamu terapkan jika tertarik
memiliki gaya hidup minimalis.
Make a Big Why
Make a Big Why (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Ketika kamu memilih untuk menjadi seorang yang menerapkan gaya hidup
minimalis, maka buatlah suatu alasan yang jelas mengapa kamu ingin melakukan
hal tersebut. Tulis semua alasan tersebut pada selembar kertas yang bisa kamu
lihat setiap hari, seperti pada sticky
notes yang dilekatkan pada cermin, kulkas, atau di mana pun yang kamu rasa
kamu akan dapat melihatnya setiap hari. Hal ini akan membantu dirimu untuk
belajar hidup minimalis dengan cepat dan mudah.
Hindari Barang Duplikat
Hindari Barang Duplikat (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Barang duplikat disini diartikan sebagai dua barang yang memiliki fungsi
yang sama dan design yang nyaris
sama. Seringkali kita membeli suatu barang yang mirip karena suka dengan design-nya, bukan? Padahal ternyata
hanya salah satu dari kedua barang tersebut yang terpakai olehmu. Nah, untuk
menerapkan gaya hidup minimalis ini kamu bisa memulai dengan menyingkirkan
barang duplikat seperti ini ya!
Singkirkan Barang Lama Ketika
Membeli yang Baru
Singkirkan Barang Lama Ketika Membeli yang Baru (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Menjadi minimalis berarti memperhatikan value
dari suatu barang. Oleh karena itu, ketika kamu tertarik membeli barang yang
baru, ntah itu sepatu, tas, ataupun baju, usahakanlah untuk mendonasikan
barangmu yang lama. Hal ini akan menerapkan suatu pola pikir di mana kamu hanya
akan membeli suatu barang baru ketika barang yang lama telah kehilangan fungsi
utamanya atau sudah tidak nyaman lagi untuk dipakai.
Singkirkan Barang yang Jarang
Terpakai
Singkirkan Barang yang Jarang Terpakai (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Masih berhubungan dengan poin sebelumnya, menyimpan barang yang sudah
terlalu lama tidak terpakai hanya menumpuk lemarimu saja. Perhatikan mana
barang yang memang sering kamu pakai dan mana barang yang sudah lebih dari 90
hari tidak terpakai. Selain mubazir, hal ini juga akan membuatmu kesulitan
dalam merapikan lemarimu. Lebih baik didonasikan pada yang lebih membutuhkan
saja toh?
Nah, setelah membaca empat tips di atas, jadi bagaimana? Tertarik menjadi
minimalis? Atau ingin mengkombinasikan gaya hidup minimalis dan hemat? Jangan
lupa terapkan tips di atas ya! Selamat mencoba!
IndahLadya
#ODOP
#OneDayOnePost
#ODOPBatch8
#TantanganPekan4