Etika Berkomunikasi Via Telepon
Etika Menelepon (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Etika untuk melakukan komunikasi melalui telepon tampaknya telah dilupakan oleh sebagian orang. Mereka seringkali berpendapat “ah yang penting kan kita kenal orangnya”. Lah? Padahal gak juga loh. Etika menelepon ini tidak hanya ditujukan untuk dua orang yang tidak saling mengenal, tetapi juga untuk orang yang telah saling mengenal sekalipun.
Jujur saja, aku adalah orang yang tidak terlalu suka ketika menerima telepon, kecuali memang penting atau saat itu waktuku sedang free, gak lagi buru-buru dan gak lagi punya deadline juga.
Aku lebih menghargai orang-orang yang mengabariku terlebih dahulu melalui pesan singkat atau chat WhatsApp, seperti “Ndah, bisa telepon bentar gak?” Kalau aku memang sedang tidak sibuk saat itu, aku akan siap meladeninya meski dengan obrolan receh sekali pun.
Sayangnya, tidak semua orang berlaku demikian. Mungkin hal ini akan termaafkan jika orang-orang yang melakukannya adalah teman dekatku sendiri. Namun, pelaku yang menyebalkan ini justru datang dari orang-orang tidak dikenal atau yaa mungkin kenal tapi gak dekat-dekat amat.
Nah, sebelum kamu bikin guilty orang lain karena selalu main terobos nelepon begitu saja, sebaiknya kamu mengetahui terlebih dahulu beberapa etika berkomunikasi via telepon berikut ini.
Tahu Waktu
Tahu Waktu (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Etika pertama yang harus diperhatikan adalah waktu ketika akan menelepon. Sebaiknya, kamu tidak menelepon seseorang di jam-jam istirahat seperti tengah malam, kecuali jika memang hal tersebut penting dan mendesak.
Jangan Menelepon Lebih dari 3 Kali
Jangan Menelepon Lebih dari Tiga Kali (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Etika yang tidak kalah penting berikutnya adalah jangan menelepon lebih dari 3 kali. Jika hingga panggilan ketiga darimu tidak diangkat, maka bisa jadi seseorang yang kamu tuju tersebut sedang melakukan sesuatu yang mungkin tidak bisa ditinggal. Apalagi jika kamu menelepon seseorang di jam-jam sibuk seperti pada pagi hari.
Mengirim Pesan Singkat
Mengirim Pesan Singkat (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, untuk menelepon seseorang sebaiknya didahului dengan mengirimkan pesan singkat terlebih dahulu, even if you know them. Hal ini dikarenakan kita tidak pernah tahu apa yang sedang dilakukan orang tersebut di luar sana, apakah ia sedang stres mengejar deadline-nya yang mepet atau bahkan sedang istirahat setelah lelah seharian bekerja.
Utarakan maksud dan tujuanmu dengan jelas melalui pesan singkat. Dengan mengirimkan pesan singkat ini, maka tidak akan ada kesalahpahaman antara dirimu dengannya karena kalian bisa menemukan waktu untuk menelepon yang tepat jika memang saat itu ia belum bisa dihubungi via telepon.
Dilarang Ghosting
Dilarang Ghosting (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Nah, karena salah satu etika menelepon adalah dengan mengirimkan pesan singkat terlebih dahulu, maka etika selanjutnya yang harus diperhatikan oleh si penerima pesan singkat adalah dilarang ghosting.
Jika seseorang telah berniat baik untuk tidak mengganggu kesibukanmu sehingga mengirimkan pesan singkat untuk menanyakan waktu kesediaanmu agar dapat ditelepon, maka sebaiknya jangan menghilang begitu saja ya! Balaslah pesan tersebut segera setelah kamu menyelesaikan kesibukanmu.
Tahu Kapan Berhenti
Tahu Kapan Berhenti (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Jika di awal tadi telah dijelaskan bahwa etika menelepon adalah harus tahu waktu, maka poin kali ini masih berhubungan dengan poin sebelumnya. Ketika kita menelepon seseorang, usahakan untuk membaca nadanya saat berbicara, apakah ia terburu-buru?
Jika iya, maka mungkin saja ia tengah memiliki pekerjaan yang sebenarnya tidak bisa ia tinggalkan. Nah, sebaiknya, kamu menanyakan lebih lanjut apakah seseorang ini merasa tergganggu dengan telepon darimu atau tidak. But again, usahakanlah untuk membaca nada bicara orang tersebut, karena beberapa orang saat ini masih kesulitan untuk berkata “tidak” kepada orang lain meskipun ia sebenarnya keberatan.
Selalu Pamit
Selalu Pamit (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Etika yang tidak kalah penting selanjutnya adalah untuk selalu pamit. Jika suatu komunikasi via telepon diawali dengan mengucapkan salam, maka di akhir telepon pun seharusnya diakhiri dengan salam pula. Hindari untuk menutup telepon begitu saja, karena hal ini gak sopan ya teman-teman!
Kita perlu menghargai kesediaan seseorang karena telah meluangkan waktunya untuk mau ditelepon oleh kita. Jangan lupa pula untuk mengucapkan “terima kasih” kepada orang tersebut. Meskipun kalimat ini sederhana, tetapi hal ini akan membuatmu terlihat sebagai orang yang lebih sopan dan ramah.
Nah, jadi bagaimana? Udah pada tahu kan etika menelepon yang benar? Jangan lupa diterapkan ya!
IndahLadya
Baca juga :
It's Okay To Say No!
Etika Menggunakan Toilet Umum
Hi mba Indah,
BalasHapusSetuju dengan poin-poin di atas :D Etika menelepon ini sering kali terlupakan. Buat saya, menerima telepon saat tengah malam bisa membuat saya berpikir bahwa ada sesuatu yang buruk terjadi, tapi kalau ternyata ended up hanya berbicara receh, rasanya amat sangat disayangkan. Padahal hal receh bisa dibicarakan keesokan harinya :>