What's On Your Mind?
What's on Your Mind? (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Media sosial saat ini seolah berperan sangat penting dalam kehidupan kita
sehari-hari. Mulai dari berinteraksi dengan sesama pengguna media sosial
lainnya ataupun menggali informasi dengan lebih mudah. Namun, di balik itu
semua, terdapat sebuah sisi kelam dari dunia di balik media sosial ini. Di mana
sebagian besar orang berlomba-lomba untuk menunjukkan sisi terbaik dari hidup
mereka hingga memaksa mereka untuk terus terlihat “lebih” dari yang lainnya.
What’s on Your Mind?
What's on Your Mind? (sumber gambar: youtube channel HigtonBros) |
Sebuah video menarik yang saya dapatkan dari Youtube, bertajuk What’s on Your Mind?
Video ini menceritakan sisi kelam dari dunia balik layar dari suatu media
sosial yang mendorong orang lain untuk “pamer”. Mungkin terkesan biasa, tetapi
jika kita terus menerus terjebak dalam dunia “pamer” ini, maka hal ini akan
membuat kita terus membandingkan kehidupan kita dengan orang lainnya sehingga
cenderung tidak bersyukur.
Bersyukur? Iya, klise sekali, ya? Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa kunci
dari kebahagiaan adalah dengan cara bersyukur. Dengan merasa cukup, maka kita
akan menjalani hidup dengan lebih tenang dan bahagia. Hidup memang tidak selalu
tentang uang, tentang pandangan orang lain terhadap kita, ataupun tentang
berapa jumlah mobil sport yang kita
punya.
Jika memang kebahagiaan bisa diukur dengan uang, maka seharusnya tidak ada
orang yang korupsi di dunia ini toh? Kan uangnya sudah banyak, hahah, iya saya
bercanda, jujur saya pun takut untuk membahas hal politik ini lebih dalam.
Jadi, mari kita skip ke poin
berikutnya.
Behind The Scenes
Semua kembali lagi ke point of view
kita masing-masing, tidak bisa dipaksakan. Ada yang merasa bahagia dengan gaji
pas-pasan tapi punya banyak waktu untuk berkumpul bersama keluarganya. Ada juga
yang merasa bahagia ketika ia mampu menghasilkan uang sebanyak-banyaknya meski
jam tidurnya harus ia korbankan. Toh, bahagia itu tidak ada standar minimal dan
maksimalnya, kan?
Tidak ada yang salah dengan memasang standar bahagiamu sendiri. Namun, hal
ini akan menjadi salah ketika kamu memakai standar bahagia orang lain ke dalam
kehidupanmu pribadi. Jalan-jalan ke luar negeri, punya tas dan sepatu branded, punya rumah mewah. Iya, kita
hanya melihat hasilnya saja, bagaimana dengan prosesnya?
Seringkali kita temui para public
figure berlomba-lomba menunjukkan hasil kerja kerasnya selama ini, sebagai
bentuk apresiasi untuk dirinya sendiri yang selama ini telah bekerja keras. Dan
kita? Hanya sebagai penikmat kontennya saja. Tidak perlu baper, karena itu
semua ia dapatkan dengan usaha yang tidak main-main.
Sebagian orang menganggap kegiatan “pamer” tersebut lebih terlihat sebagai
upaya dalam memberikan motivasi kepada followers
dari public figure tersebut. Namun,
sebagian orang lagi justru nyinyir dan
malah menjadi insecure setelah
mengkonsumsi konten tersebut.
Jadi, apakah hal ini salah? Tentu saja tidak. Semua tergantung dari point on view masing-masing orang. Ada
yang jadi terpacu untuk berusaha lebih serius setelah mengkonsumsi konten
tersebut. Namun, ada juga yang justru semakin menyesali kehidupan ia saat ini
tanpa melakukan usaha apapun. See?
Untuk satu kasus saja, konsumen kontennya sudah terpecah menjadi dua bagian
begini. Bagaimana untuk kasus “pamer” lainnya?
Jika kita tonton kembali video What’s
on Your Mind tersebut, maka kita akan lebih memahami apa yang sebenarnya
terjadi pada dunia balik layar (behind
the scenes) seseorang. Karena tidak semua hal yang terlihat di media sosial
merupakan suatu kebenaran.
“The reason we struggle with
insecurity is because we compare our behind-the-scenes with everyone else's
highlight reel" - Steven Furtick
Untuk menonton videonya silakan klik di sini ya!
Jadi, silakan menonton videonya, dan jangan lupa bahagia ya!
IndahLadya
Bener banget sih haha. Ngeliat temen jalan2 keluar negeri dan udah punya karir yg oke langsung down. Ngerasa kok kita blum bisa, padahal satu angkatan. Bagus banget sih ini! Untuk lebih baik emang nggak usah punya sosial media ya😁
BalasHapusYou're not alone mbak, I feel you! 😁
Hapus