Perbedaan Antiseptik dan Disinfektan yang Perlu Kamu Ketahui
Perbedaan Antiseptik dan Disinfektan (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Pandemi Covid-19 yang tak kunjung reda memaksa siapa saja untuk terus
menerapkan protokol kesehatan terutama ketika harus beraktivitas di luar rumah.
Dalam menghadapi masa New-Normal saat ini, dua barang yang wajib kamu punya selain masker adalah antiseptik dan disinfektan. Namun, sudahkah kamu
mengetahui perbedaan keduanya?
Perbedaan Antiseptik dan
Disinfektan
Menurut World Health Organization, antiseptik adalah sejenis disinfektan,
yang menghancurkan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan
hidup tanpa menyebabkan efek yang merugikan bila digunakan pada permukaan tubuh
atau jaringan yang terbuka.
Antiseptik (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Sedangkan disinfektan adalah bahan kimia yang menghancurkan atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme patogen non-spora atau vegetatif. Disinfektan tidak
serta merta membunuh semua organisme tetapi menguranginya hingga tingkat yang
tidak membahayakan kesehatan.
Disinfektan (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Meskipun antiseptik dan disinfektan memiliki kemampuan yang sama dalam
membunuh atau menghambat mikroorganisme, tetapi disinfektan tidak dapat
digunakan di permukaan tubuh sebagaimana fungsi dari antiseptik. Disinfektan
ini biasanya diaplikasikan di permukaan benda mati, seperti meja, handle pintu,
atau bahkan lantai.
Jenis Antiseptik dan
Disinfektan
Meskipun antiseptik dan disinfektan seringkali identik dengan peralatan
tenaga kesehatan, tetapi beberapa antiseptik dan disinfektan ini tersedia over
the counter (OTC) sehingga dapat digunakan di rumah.
Beberapa antiseptik yang sering kita temui, seperti :
- Chlorhexidine,
untuk luka terbuka
- Antibacterial dye,
untuk luka terbakar
- Peroksida dan Permanganat, untuk obat kumur
- Turunan Halogenated Phenol,
sebagai bahan dasar pembuatan medical-grade
soap dan cairan pembersih lantai.
Sedangkan beberapa bahan di bawah ini seringkali digunakan dalam pembuatan
disinfektan, seperti :
- Glutaraldehid 2%, bahan ini biasanya digunakan sebagai bahan utama
pembersih alat-alat operasi.
- Chloroxylenol 5%,
biasa digunakan sebagai pembersih alat-alat medis.
- Chlorine, biasa dikenal sebagai kaporit yang juga bisa membersihkan permukaan benda mati lainnya.
Penggunaan Antiseptik
Sebagaimana defisininya, antiseptik ini digunakan untuk membersihkan
permukaan tubuh mahluk hidup. Berdasarkan healthline.com, penggunaan antiseptik
terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
- Pencuci Tangan, sebagaimana tenaga medis yang seringkali menggunakan cairan antiseptik sebagai handrub.
- Mensterilisasi Membran Mukosa, contohnya dalam penggunaan kateter, dimana sebelum kateter dipasang, antiseptik digunakan untuk membersihkan beberapa bagian tubuh seperti vagina atau uretra.
- Mensterilisasi Kulit Sebelum Operasi, penggunaan antiseptik merupakan salah satu prosedur yang ditetapkan sebelum operasi, yakni untuk melindungi pasien dari mikroorganisme berbahaya yang mungkin terdapat pada kulit.
- Mengobati Infeksi Kulit, seperti penggunaan antiseptik untuk membersihkan luka ringan.
- Mengobati Infeksi Tenggorokan dan Mulut, beberapa tablet hisap menggunakan antiseptik di dalam komposisinya untuk meredakan sakit tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Apakah Antiseptik bisa Menyebabkan
Iritasi?
Antiseptik yang telah memiliki izin edar dari Kementerian Kesehatan telah terbukti aman. Namun, untuk beberapa kulit yang sensitif, penggunaan antiseptik ini bisa saja menimbulkan iritasi, terutama ketika kita menggunakan antiseptik ini sebagai pembersih luka.
Apakah Antiseptik Bisa Menyebabkan Iritasi? (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Oleh karena itu, kita perlu menghentikan penggunaan
antiseptik apabila terdapat beberapa iritasi dan luka yang tidak kunjung sembuh
(alodokter.com), sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan
perawatan yang sesuai dengan kondisi luka yang kita alami.
Nah, terkhusus untuk penggunaannya selama pandemi, sebagaimana
handsanitizer (salah satu produk antiseptik) yang seringkali digunakan sebagai
jalan pintas untuk membersihkan tangan tanpa perlu mencuci tangan menggunakan
sabun. Hal ini sah-sah saja dilakukan, terutama apabila terpaksa beraktivitas
di luar rumah dan tidak menemukan tempat untuk mencuci tangan yang memadai.
Namun, penggunaan handsanitizer ini tetap tidak boleh berlebihan. Sebagaimana
yang telah kita ketahui bahwa penggunaan air dan sabun terbukti lebih efektif
dalam membersihkan permukaan tangan kita dari virus dan bakteri dibandingkan
dengan penggunaan handsanitizer.
Jadi, tetap jaga kesehatan, dan ingat untuk selalu bijak dalam menggunakan
antiseptik dan disinfektan. Semoga bumi lekas membaik!
IndahLadya
Referensi :
Daniel Murrell, M.D., 2019, A Guide To Antiseptics
dr. Allert Benedicto Ieuan Noya, Memahami Fungsi dan Cara Aman Pemakaian Antiseptik untuk Luka
Bagus ilustrasinya. Pakai apa buatnya?
BalasHapusTerima kasih mas, saya buatnya pakai Canva mas 😅, boleh dicoba itu soalnya sederhana cara buatnya
HapusInformatif sekali kak...
BalasHapusAlhamdulillah terimakasih mas 😁
Hapus