#IniUntukKita - Saatnya Millenials Melek Literasi Ekonomi
Saatnya Millenials Melek Literasi Ekonomi (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
“Ngapain nabung di bank? Ribet! Mending nabung di celengan sendiri!”
Duh, siapa nih yang masih suka gini? Meng-kambinghitam-kan “keribetan” proses
administrasi menabung di bank sebagai alasan untuk tidak mau mencari tahu, apa
sih sebenarnya yang bikin ribet?
Mengapa Harus Millenials?
Generasi Milenial (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Generasi Y atau yang biasa disebut dengan generasi milenial adalah generasi
yang lahir di rentang tahun 1980-1994. Berbeda dengan generasi sebelumnya,
generasi milenial ini tumbuh bersama dengan masifnya pengembangan teknologi dan
internet sehingga mereka dikatakan memiliki kehidupan yang sangat
akrab dengan teknologi.
Dikenal sebagai generasi yang “narsis”, gaya hidup dari generasi milenial
yang cenderung konsumtif ini mengkhawatirkan pemerintah. Apabila generasi ini
tidak terliterasi secara finansial dengan baik maka tentunya akan berpengaruh
terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam mengelola keuangan dan
merencanakan dana pensiun.
Mengapa Millenials Sulit Mengelola
Keuangan?
Mengapa Millenials Sulit Mengelola Keuangan? (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Terbiasa dengan gaya hidup yang up to
date, generasi milenial ini cenderung lebih mementingkan keinginan dalam
memuaskan diri pribadi dibandingkan memenuhi kebutuhan utamanya.
Aktivitas-aktivitas seperti nongkrong di kafe mahal, berburu iphone
keluaran terbaru, bahkan mencari spot foto yang estetik seolah sangat melekat
dengan gaya hidup generasi milenial.
Hal-hal seperti inilah yang menjadi alasan sebagian generasi milenial
cenderung sulit dalam mengelola keuangan dan merencanakan dana pensiun mereka.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mottola (2014), generasi milenial menunjukkan tingkat literasi ekonomi yang paling rendah, yakni 23% saja, dibandingkan dengan generasi baby boomer sebesar 25%, dan silent generation sebesar 42%.
Sungguh disayangkan, dengan menjadi generasi yang dikenal sebagai generasi melek
digital, seharusnya generasi milenial ini juga menjadi generasi yang melek
terhadap literasi ekonomi yang nantinya akan sangat berguna di masa pensiun
mendatang.
Pengaruh Literasi Ekonomi
Terhadap Perilaku Keuangan
Literasi ekonomi merupakan kemampuan suatu individu dalam mengaplikasikan
pengelolaan keuangan, baik dalam mendapatkan dan mengevaluasi informasi yang
umum diperuntukkan untuk pengambilan keputusan dan melihat konsekuensi yang
diterima.
Ilustrasi sederhana yang telah saya sampaikan di awal penulisan artikel ini
sesungguhnya telah menggambarkan bagaimana generasi milenial saat ini cenderung
menutup mata dari literasi ekonomi.
Akibat Literasi Ekonomi Rendah (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Pemerintah saat ini tengah mengkhawatirkan generasi milenial dengan literasi
ekonomi yang rendah. Rendahnya literasi ekonomi ini dikhawatirkan akan
berpengaruh terhadap sulitnya individu dalam membuat keputusan yang
mensejahterakan ekonominya. Adapun pembuatan keputusan yang salah ini akan
berakibat pada pengelolaan ekonomi yang buruk dan tidak efektif sehingga pada
akhirnya ber-output pada masyarakat
yang rentan terhadap krisis keuangan.
Sebagaimana pengetahuan keuangan yang berhubungan erat dengan literasi
ekonomi, rendahnya pengetahuan keuangan ini akan berakibat menurunkan
permintaan suatu layanan jasa keuangan. Sehingga hal ini tentunya akan
menghambat perputaran dana negara dalam menjaga stabilitas sistem keuangan
negara khususnya di tengah pandemi covid-19 saat ini.
Fenomena Generasi Sandwich
Fenomena Generasi Sandwich (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Generasi milenial adalah salah satu yang paling terdampak oleh pandemi
covid-19. Generasi milenial bahkan bisa mendapat tantangan yang lebih berat
mengingat status mereka sebagai generasi sandwich
yang baru.
Roti sandwich, jenis makanan yang
dikenal berisi irisan daging, sayuran, keju, dan berbagai macam saus lalu
diapit dengan roti di kedua sisinya.
Sebagaimana analogi roti sandwich
tersebut, generasi sandwich adalah suatu
istilah yang menggambarkan posisi finansial seseorang yang terhimpit di antara
generasi atas dan generasi bawah.
Atau untuk lebih jelasnya, generasi sandwich
adalah generasi yang memiliki kewajiban untuk menghidupi dua generasi
sekaligus, terlepas dari bagaimana keadaan keuangan individu tersebut, yaitu
satu generasi di atas mu dan satu generasi di bawah mu.
Generasi sandwich ini hadir akibat keterlambatan dalam kesiapan finansial suatu individu secara pribadi dan keterlembatan dalam merencanakan dana pensiun mereka. Sehingga mereka cenderung untuk membebankan kebutuhan-kebutuhan mereka kepada satu generasi di bawahnya.
Dalam gambaran tersebut, beratnya beban dari generasi sandwich ini tentunya akan berakibat buruk yaitu mengalami stress finansial, seperti kelelahan,
depresi, dan penyakit psikologis lainnya (koinworks.com).
Jika generasi milenial ini gagal lepas dari jeratan generasi sandwich, maka tentunya hal ini akan
menjadi warisan turun temurun kepada generasi setelahnya. Hal ini akan
mengakibatkan generasi milenial dan generasi setelahnya menjadi generasi yang
sibuk menutupi kebutuhan dengan cara berutang, dan pada akhirnya akan mengalami
ancaman krisis ekonomi dan jatuh miskin. Oleh karena itu, literasi ekonomi yang
baik diperlukan agar generasi milenial mampu melewati dan lepas dari jeratan
sebagai generasi sandwich.
Creative Financing untuk Pembangunan Negeri
Creative Financing (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com) |
Menurut Kementrian Perdagangan Indonesia, ekonomi kreatif adalah suatu
upaya pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kreativitas dengan iklim
perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang
terbarukan (jamberita.com).
Dengan menjadi generasi yang lahir dengan pengembangan teknologi dan
internet, generasi milenial diharapkan mampu menghadapi era revolusi industri
4.0 yang serba internet. Untuk menghadapi hal itu, konsep creative financing diharapkan akan membawa optimisme terhadap pembangunan
Indonesia. Peran nyata generasi milenial sangat berpengaruh terhadap kesuksesan
program ekonomi kreatif ini. Dengan kreativitas yang baik, generasi milenial
diharapkan mampu menciptakan inovasi lewat karya-karya yang ditampilan.
Sebagaimana yang terjadi di negara maju, dimana generasi milenial merupakan
salah satu aspek pengaruh ekonomi kreatif. Hal inilah yang sangat diharapkan
pemerintah untuk menjadikan generasi milenial sebagai penggerak ekonomi kreatif
yang berambisi dalam mencapai kesuksesan dan cita-cita.
Namun, melek digital saja tidak cukup. Dengan literasi ekonomi yang rendah,
tentunya hal ini akan menghambatmu dalam menggerakkan ekonomi kreatif yang saat
ini tengah digalakkan oleh pemerintah.
Untuk menjadi generasi yang melek literasi ekonomi, kita bisa memulai
dengan melakukan kebiasaan menabung di bank lalu sedikit demi sedikit belajar
berinvestasi dari sana.
Jadi, yuk melek literasi ekonomi!
Jika bukan kita, siapa lagi? Jika bukan sekarang, kapan lagi?
IndahLadya
Referensi :
Erda, 2020, Ekonomi Kreatif SebagaiWadah Generasi Millenial Berkarya dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0
Mottola, G.R. 2014, The Financial Capability of Young Adults: AGenerational View, FINRA Foundation Financial Capability Insights, 1-12.
Nimas Des Aristanti, Apa itu Generasi Sandwich?
#IniUntukKita